Cek Kesiapan Ruang Cuci Darah RSUD, Tim Visitasi Kemenkes RI Tinggalkan Catatan

Tim Visitasi Penilaian Kesesuaian Layanan Dialisis dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melakukan visitasi ke Ruang Hemodialisis atau Ruang Cuci Darah RSUD Lebong, Jum'at (24/5) malam.
Tim Visitasi Penilaian Kesesuaian Layanan Dialisis dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melakukan visitasi ke Ruang Hemodialisis atau Ruang Cuci Darah RSUD Lebong, Jum'at (24/5) malam.

Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Lebong kini memiliki Ruang Hemodialisis (HD) atau Ruang Cuci Darah serta berbagai fasilitasnya.


Tim Visitasi Penilaian Kesesuaian Layanan Dialisis dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melakukan visitasi ke Ruang Hemodialisis atau Ruang Cuci Darah RSUD Lebong, Jum'at (24/5) malam.

Visitasi ini diperlukan untuk memantau, apakah ruangan ini serta semua fasiltas dan SDM-nya sudah layak pakai, sehingga bisa diberikan izin operasional atau sebaliknya.

Mereka yang datang melakukan visitasi dari Kemenkes RI Ketua Tim Visitasi Penilaian Kesesuaian Layanan Dialisis RSUD Lebong, Dwi Lestari. Kemudian Prima Ardian dan Bob Samuel selaku anggota.

Kedatangan rombongan ini juga didampingi Staf Seksi Pelayanan Dinkes Provinsi Bengkulu, Candra Masagustian dan Kurnia Suci Putri.

Kedatangan tim ini diterima langsung Kadis Kesehatan Lebong, Rachman sekaligus Plt Direktur RSUD Lebong, Kabag TU Asman, Kabid Pelayanan Gian Setayudi Kabid Penunjang Medik, Gunawan.

Kemudian, Kabid Penunjang Non Medik, Delin beserta Kasubag  Umum dan Kepegawaian Dahril SKM mkm serta Kasi Perencanaan Ns. Bobby Prima, serta tim Vendor peralatan hemodialisis.

Dalam kunjungan itu, Tim Visitasi Perizinan Penyelenggaraan Pelayanan Dialisis melihat langsung ruang dan fasilitas pendukung di Ruang Hemodialisis, ruang UGD serta beberapa faktor pendukung kelayakan lainnya.

Plt Direktur RSUD Lebong, Rachman mengatakan, alasan ruang HD ini dibuka guna meringankan beban masyarakat Kabupaten Lebong saat ingin melakukan cuci darah.

Sebab, jika ada pasien asal Lebong ingin melakukan cuci darah harus dirujuk ke Kabupaten Rejang Lebong, ataupun Kota Bengkulu.

"Kalau dari segi Cost, kita dari rumah sakit tidak ada ruginya. Tetapi, biaya masyarakat kita yang rujukan. Satu pasien itu kalau ke Curup dan Bengkulu, paling tidak biaya 400 ribu. Kalau dua kali satu bulan 800 ribu. Nah, biaya itu menjadi beban masyarakat," ungkapnya.

Hemodialisis RSUD Lebong ini didukung oleh tenaga profesional. Selain itu, kata Rachman, hadirnya di Ruang Hemodialisis di RSUD Lebong bersama fasilitas pendukung lainnya juga mendapat dukungan penuh Bupati Lebong, Kopli Ansori.

Menurutnya, Bupati Lebong sudah banyak membantu dan mendorong peningkatan fasilitas maupun kesiapan RSUD Lebong dalam melayani masyarakat.

"Disinilah peran pemerintah turun. Apalagi dari pimpinan kita, pak bupati. Output selama beliau ini memimpin disini kenaikan tipe (rsud), ini juga (layanan HD) juga output dari beliau," tuturnya.

Setelah semua catatan perbaikan dilaksanakan maka surat izin segera akan dikeluarkan dan instalasi HD segera akan beroperasi.

"Perkiraan awal Juni instalasi HD sudah dapat dilaunching," tutup Rachman.

Sementara itu, Ketua Tim Visitasi Penilaian Kesesuaian Layanan Dialisis RSUD Lebong, Dwi Lestari menambahkan, untuk persiapan sarana dan prasarana sudah lengkap. Namun, ada beberapa alat yang harus menyesuaikan tempat.

"Makanya kita turun untuk melihat sudah sesuai dengan standar atau belum. Sehingga, pelayanan untuk pasien itu bisa dilaksanakan dengan baik," tukasnya.

Dia menambahkan, berdasarkan hasil visitasi semua dinyatakan lengkap, namun ada beberapa catatan untuk diperbaiki. Secara keseluruhan untuk pelaksanaan layanan HD sudah siap beroperasi.

"Tapi, memang secara ruangan ini sangat terbatas sekali. Untuk pengembangan, misalnya nanti penambahan mesin ini tidak bisa lagi," demikian Dwi.